Langsung ke konten utama

aLamaKna: Wanita

Wanita, banyak orang (atau pihak) menyebutnya sebagai kependekan dari wani ditoto (ditata). Ada saja pihak lain yang lebih menekankan penggantian kata 'wanita' dengan 'perempuan', "Terkesan lebih baik pada pengartian", kata mereka menjelaskan.

Wani ditoto lah yang diprotes kalangan hawa yang tidak ingin ditempatkan pada posisi subordinat. Lepas dari itu terdapat kata karyawan yang biasanya untuk mewakilkan saja arti 'orang yang bekerja di suatu perusahaan, baik pria maupun wanita' dipandang bias gender. Gunakan saja kata 'pegawai', titik.

Memang benar ada kata karyawati. Tapi kata yang mewakilkan untuk keseluruhan dan lebih gampang dimafhumi, sering dipakai 'karyawan' saja. Beda persoalan dengan kata 'pramugari' yang sebenarnya posisi tersebut ada juga ditempati para pria, 'pramugara'. Tapi pramugari tetap lebih populer pada kata dan wujud pramugari lebih enak dipandang mata, ehem.

Persoalan semacam itu terjadi juga dalam Bahasa Inggris, salah satunya kata mankind yang berarti kemanusiaan. Kenapa tidak ada womankind? Jalan tengah disebutkan lah humankind. Akur dan netral. Ribet kalau persoalan (tata) bahasa tersangkut persoalan identitas. Tapi sayang sekali, kawan, bahasa menunjukkan identitas penuturnya.

Muncul istilah 'kaum feminis' yang menuntut pengarusutamaan jender. Sementara 'kaum maskulinis' belum pernah saya dengar. Bisa saja sebenarnya ada istilah 'kaum maskulinis', tapi belum sampai ke telinga saya, mungkin karena kurang populer dan memang tidak menarik untuk dibahas. 

Wanita, eh, perempuan memang lebih menarik untuk dibahas.


21 April 2011

Komentar

Postingan populer dari blog ini

aLamaKna: Duka

Orang Cina percaya pada konsep Yin dan Yang. Ada siang, ada malam. Ada panas, ada dingin. Ada hidup, ada mati. Ada banyak hal di dunia ini dalam dua sifat yang berlawanan, berhubungan, dan saling melengkapi. Konsep Yin dan Yang berlaku umum, jadi semacam buku manual kita memahami banyak hal. Ada suka, ada duka. Hidup selalu menawarkan suka dan duka, sepaket seperti menu sambel ekstra pedas dengan es teh manis. Kenikmatan suka bisa dirasakan saat kita tahu apa arti duka, bukan karena dua kata tersebut berselisih satu huruf. Nikmatnya es teh manis tak terperi setelah makan sambal. Lini masa kita disisipi banyak kejadian. Bukan lini masa di selingkup beranda media sosial, tapi di kehidupan nyata. Kejadian itulah yang jamak disebut suka-duka. Suka menawarkan senang, duka memberikan sedih. Sesederhana itu. Kalau bisa memilih, kita pesan suka melulu, abaikan kesedihan. Tapi menjalani momen kehidupan tidak seperti memesan barang di lokapasar ( marketplace ) di internet. Menyingkap lapisa...

aLamaKna: Perjalanan

Kau harus mendapat tempat duduk yang pas untuk bisa nyaman. Di pinggir dekat jendela kau bisa melihat pemandangan indah di luar. Hijau pepohonan, kuning padi, atau deretan bangunan berkilas seperti film terlihat dari jendela kereta atau bis. Awan menggumpal, langit biru atau kerlip lampu saat malam di darat tampak dari jendela pesawat. Laut bergelombang, garis cakrawala, atau ikan lumba-lumba berenang berkejaran ada di pandangan mata dari kapal laut. Tapi tempat duduk yang nyaman bukan sebatas soal posisi. Kata orang bijak kau harus mendapati orang yang tepat untuk perjalananmu.   Saat berpergian jauh sendirian para cowok jomblo berharap yang di sebelah adalah cewek cantik. Perjalanan jauh dan memakan waktu lama bisa tidak terasa jika diisi dengan obrolan. Tonton saja film Before Sunset. Jika tak pernah menonton film tersebut, maka cukup tonton film AADC 2 yang konon terinspirasi (atau mengambil konsep) dari film Before Sunset. Bagi cowok jomblo, mendapat teman perjalanan di...

aLamaKna: Pas

Sebenarnya, hidup yang diharapkan semua orang adalah hidup yang pas-pasan. Saat butuh rumah, ada uang pas untuk membelinya. Ketika perlu mobil, pas rejeki berlebih datang menghampiri. Harapan pas kena dengan keadaan. Keinginan pas menjadi kenyataan. Tapi, bisa juga saat usaha mulai lancar atau dapat gaji tambahan kemudian jatuh sakit. Pas juga. Dari sudut pandang berbeda, "Coba kalau sakitnya pas tidak ada uang?" Dari ranah religi kita ketahui ada takdir, ketetapan Tuhan. Jodoh, rejeki, dan hidup-mati ada di tangan Tuhan. Rejeki yang kita terima sudah ditetapkan. "Rejeki tak pernah tertukar," kata orang bijak. Artinya kadar rejeki seseorang sudah pas ditentukan. Namun, mereka yang fatalis yang sepenuhnya hanya percaya bahwa ketetapan itu tak bersyarat, tidak ingin bersusah payah mendapatinya. Jangan jadi fatalis. Ada penjelasan lebih lanjut mengenai ketetapan Tuhan. Tetap saja rejeki yang ditetapkan tersebut berbanding lurus dengan usaha. Oh iya, rejeki tidak mesti ...