Kalau kemacetan jalanan dianggap
membuat kejenuhan, wajar. Terjebak dalam deret panjang kendaraan saat pulang
kerja, mengesalkan. Bayangan rumah yang nyaman jadi kabur.
Saat berangkat kerja atau sekolah, macet jelas bukan cara mengawali hari dengan baik. Tapi warga ibukota bilang, "Macet, sudah biasa". Solusi individu, ada yang mengganti kendaraan bermotor dengan sepeda. Ada yang berangkat pagi-pagi sekali, meski sebenarnya sebatas menghindari macet. Solusi pemerintah ibukota Jakarta, ada jalur khusus bus (busway). Sebelumnya ada jalur three in one.
Kemacetan tetap terjadi. Sebab upaya kurang masif dari pihak-pihak yg 'berpartisipasi' pada kemacetan. Paling jadi sorotan dan paling mudah disalahkan, tentu saja Pemerintah. Sudah ada upaya, tapi seperti teori 'pencet balon', dipencet di sisi sini, menggelembung di sisi sana. Balon malah makin membuncit.
Selain kejenuhan, kemacetan jalan memacetkan kinerja warga ibukota. Ada lembaga yang menghitung nilai kerugian dari kemacetan. Konon menyentuh angka triliunan setahun.
Macet juga memendekkan sumbu emosi pengendara, "Awas, senggol dikit, bacok!" Mobil mewah mengasapi mobil pengangkut sayuran, atau sebaliknya. Motor selip-selip meliuk-liuk. Padahal, jarak antar kendaraan makin lama makin rapat. Mendekatkan dan nyaman sebenarnya buat ngobrol.
22 April 2011
Saat berangkat kerja atau sekolah, macet jelas bukan cara mengawali hari dengan baik. Tapi warga ibukota bilang, "Macet, sudah biasa". Solusi individu, ada yang mengganti kendaraan bermotor dengan sepeda. Ada yang berangkat pagi-pagi sekali, meski sebenarnya sebatas menghindari macet. Solusi pemerintah ibukota Jakarta, ada jalur khusus bus (busway). Sebelumnya ada jalur three in one.
Kemacetan tetap terjadi. Sebab upaya kurang masif dari pihak-pihak yg 'berpartisipasi' pada kemacetan. Paling jadi sorotan dan paling mudah disalahkan, tentu saja Pemerintah. Sudah ada upaya, tapi seperti teori 'pencet balon', dipencet di sisi sini, menggelembung di sisi sana. Balon malah makin membuncit.
Selain kejenuhan, kemacetan jalan memacetkan kinerja warga ibukota. Ada lembaga yang menghitung nilai kerugian dari kemacetan. Konon menyentuh angka triliunan setahun.
Macet juga memendekkan sumbu emosi pengendara, "Awas, senggol dikit, bacok!" Mobil mewah mengasapi mobil pengangkut sayuran, atau sebaliknya. Motor selip-selip meliuk-liuk. Padahal, jarak antar kendaraan makin lama makin rapat. Mendekatkan dan nyaman sebenarnya buat ngobrol.
22 April 2011
Komentar
Posting Komentar