Jangan bertanya-tanya heran dulu saat menonton
film The Curious Case of Benjamin Button. Nikmati saja, cukup beli DVD
bajakannya di Mangga Dua atau bagi yang menganggap pembajak seperti koruptor
curang bisa mendapatkan lewat jalur resmi dengan sewa DVD di tempat
persewaan. Tentu saja ongkos antara keduanya beda, tapi sepadan untuk menyaksikan
peran Brad Pitt yang gagah sekaligus renta. Kisah Benjamin Button memang
absurd, atau lebih tepat disebut hil yang mustahal. Dari Benjamin Button kita
melihat jalur-mundur yang ditampilkan detil, bukan alur-mundur lewat kilasan
cerita. Kehidupan manusia selalu dari muda menuju tua, pengecualian di kisah
Benjamin yang memang fiktif. Kalau menarik garis-hidup lebih panjang, maka dari
mula kelahiran menuju akhir kematian. Di antara dua hal tersebut manusia
mendapatkan dan mengolah pengalaman hidup.
Hidup
tak fiktif berarti bertumbuh seiring waktu. Kata bertumbuh bisa juga untuk
mengakomodasi kisah Benjamin yang memuda, namun tetap mendapati pengalaman
hidup, bukan menua seperti kita. Lagipula manusia cenderung menolak (kata) tua
dengan banyak contoh tingkah seperti menyemir hitam rambut, menghilangkan
kerutan wajah lewat operasi, menginginkan langsing selalu dll. Tumbuh tak mesti
tentang usia, semakin dewasa sesuai harapan berarti juga bertumbuh (matang).
Saat kecil kita mengukur sudah-gede lewat tinggi badan dan jangkauan tangan ke
telinga. Sampai usia 20an kita bertumbuh ke atas meninggi, awal 30an dan
seterusnya kita bertumbuh ke depan dan samping. Tapi ada anomali kalaulah
sehari-hari cuma duduk di kursi kerja dan giat makan mengalihkan tekanan pekerjaan
dan kejenuhan. Percepatan untuk tumbuh ke depan dan samping. Ssst, konon hidup
manusia baru dimulai saat umur 40 tahun. Itu saat manusia benar-benar bertumbuh
ke depan dan ke samping serta rambut kian memutih dan kerutan terus bertambah.
Tapi yang utama adalah karena saat itu kedewasaan benar-benar dipertaruhkan.
Hidup
manusia dari sudut pandang waktu ada tiga bagian periode: dulu, kini dan esok.
Motivator yang mewakili aliran bijaksana bilang, "Esok harus lebih
baik", bukan berarti hari ini tak cukup baik (dijalani), hanya saja
tantangan esok semakin berat. Hidup kini akan menjadi masa lalu, museum sejarah
yang suatu ketika kita ingat atau lupakan. Kalau manusia diberi kuasa ala
editor film, edit saja bagian masa lalu yang tak ingin kita ingat. Sementara
itu Master Shifu, sang bijaksana lain berkata, "Yesterday is a history,
tomorrow is a mistery, and today is a gift". Oh iya, kalau memang jadi
membeli DVD bajakan atau menyewa, jangan lewatkan film Kungfu Panda.
Banyak
orang yang sedang menghadapi persoalan hidup menyodorkan pertanyaan/pernyataan
kepada motivator dengan tatapan menerawang seolah ada tanda tanya '?' di atas
kepala. "Pak Luigi, saya sedang (merasa) miskin". Sedangkan sang
motivator memandang dengan mata bersahaja dan tersenyum simpul seolah berkata,
'aha!'. Mereka meluruskan lengkungan tanda tanya '?' menjadi tanda seru '!',
bercita-citalah!, bergeraklah!, laksanakan! Wajah optimis mereka seolah sedang
menyanyi lagu "Don't worry be happy". Senyum manis mereka seolah
lingkaran wajah dengan lengkungan mulut gambaran senyum sederhana, 'yellow
simple smiley'. Padahal, motivator 'hanya' membagi pelajaran hidup, keputusan
sepenuhnya di tangan masing-masing pribadi.
Pelajaran
dan fragmen makna hidup tak mesti didapat dari mereka yg berjargon 'Super' atau
'Luar Biasa', bisa juga didapat dari pacar meski lupa tanggal ulang tahun
pasangannya tapi tak lupa mengirim ucapan semangat dan doa setiap hari, dari
mantan gebetan yang SMSnya masih tersimpan di HP dan menjadikan kisah 'cinta
monyet' sebagai pelajaran hidup mendewasakan, dari guru yang mengenal kita
sebagai murid bandel atau lewat obrolan dengan supir taksi yang tanpa sadar
dapat ucapan, "Hidup cuma sekali, jangan sia-siakan". Atau juga dari
teman yang mengirimkan kado ultah yang bisa jadi penanda 'alkisah' di kalender,
untuk dapati kilas-balik saling bercanda, bersedih, bercerita, meledek dll.
Terus
bertumbuh adalah keniscayaan, setidaknya dalam hal fisik dan usia. Kata yang
pas untuk menemani 'tumbuh' adalah 'kembang'. Bertumbuh dan berkembang seperti
alur hidup metamorfosis kupu-kupu dimana tiap bagian perubahan jadi periode
perkembangan ke arah lebih baik, sesuai harapan, amiiin. Kalau tak sempat
mengamati langsung metamorfosis ulat menjadi kupu-kupu, lihat videonya di
youtube. Bisa saat kerja di kantor, asal tak ketahuan si bos.
Benar,
bertumbuh kedewasaan lewat cerita dan pelajaran hidup (akan selalu) bisa
didapatkan dari film, buku, pekerjaan, dosen, orangtua, guru, motivator, tukang
becak, pengamen, penyair dan lain-lain, serta tentu saja dari teman dalam
persahabatan untuk berbagi banyak hal. Toh, persahabatan bagai kepompong,
mengubah ulat menjadi kupu-kupu. Kalaupun yang dimaksudkan oleh Sindentosca
beda, bikin pas saja konteksnya.
Selamat
bulan September untuk Greyanka.
Samarinda,
29-30 September 2011
Komentar
Posting Komentar