Hermann Heinrich Gossen, ahli ekonomi, mengamati perilaku konsumsi manusia. Lahirlah Hukum Gossen, sederhana saja sebenarnya, tentang 'kepuasan' dan 'kejenuhan'. Pemenuhan kebutuhan pada makanan berujung pada kata kenyang. Bahasa ekonominya, tingkat utilitas terpenuhi. Segelas air akan cukup menyegarkan kerongkongan di siang hari nan panas, disajikan dingin lebih nikmat. Dua gelas lebih dari cukup dan tiga gelas berarti jenuh. Saat bulan puasa, dua atau tiga gelas air di penghujung sore bisa tandas sebagai penawar dahaga. Puasa begitu identik dengan lapar dan dahaga, meski sebenarnya lebih dari itu.
Dari rasa lapar karena puasa kita mendapati bahwa makan bisa terasa lebih enak tinimbang hari biasa. Kecuali sedang sakit gigi, tiap butir nasi bisa kita nikmati benar meski dengan lauk sederhana. Rasa lapar adalah bumbu makanan paling enak. Setelah perut kenyang berkat beberapa potong gorengan dan dua gelas es sirup, maka rendang yang disajikan kemudian tak akan menggoda selera kita. "Nunggu gorengannya turun dulu," kata sebagian besar dari kita. Itu berarti rasa lapar yang ada memperpanjang garis tingkat utilitas dari makanan.
Sejarah ritual puasa teramat panjang. Pada kenyataannya puasa tidak dimonopoli umat Islam. Tiap agama besar punya konsep puasa tersendiri. Satu hal yang pasti puasa adalah bagian dari ajaran agama. Puasa dalam islam berakar kata pada arti 'menahan'. Lapar karena menahan diri untuk tidak makan mampu mengingatkanmu bahwa bisa dan biasa makan itu kemewahan tersendiri. Ada beberapa orang yang tak bisa makan secara rutin. Muaranya adalah bersyukur. Efek sampingnya adalah harga bahan makanan ternyata terkerek naik saat bulan puasa.
Lebih jauh lagi terkait lapar, Steve Jobs, sang penemu Apple, punya kata sakti "stay foolish, stay hungry". Itu frasa kutipan saat pidato dia di seremoni kelulusan mahasiswa Universitas Stanford, bukan dia sang penutur awal. Steve Jobs paham benar bahwa kepuasan pada satu titik akan menjadikan dia berhenti dan tak berkembang. Orang yang merasa sudah pintar dengan belajar, hanya akan menjadikan dia bodoh. Sama seperti hal orang yang kenyang akan jadi malas untuk sekadar berdiri dari tempat duduk.
Ditilik lebih jauh, lapar ternyata punya banyak dimensi. Dari sekadar urusan perut sampai rasa syukur. Berkaitan dengan Hukum Gossen, juga merupakan kalimat pegangan Steve Jobs. Dari satu hal tentang fakta biologi sampai tuntunan agama. Paradoksnya, lapar sebenarnya bukan menjadikan seseorang lemas. Malah justru lapar yang bisa menggerakkan seseorang untuk mencari masjid terdekat agar mendapat makanan takjil terenak dan mengenyangkan. Gratis pula.
Dari rasa lapar karena puasa kita mendapati bahwa makan bisa terasa lebih enak tinimbang hari biasa. Kecuali sedang sakit gigi, tiap butir nasi bisa kita nikmati benar meski dengan lauk sederhana. Rasa lapar adalah bumbu makanan paling enak. Setelah perut kenyang berkat beberapa potong gorengan dan dua gelas es sirup, maka rendang yang disajikan kemudian tak akan menggoda selera kita. "Nunggu gorengannya turun dulu," kata sebagian besar dari kita. Itu berarti rasa lapar yang ada memperpanjang garis tingkat utilitas dari makanan.
Sejarah ritual puasa teramat panjang. Pada kenyataannya puasa tidak dimonopoli umat Islam. Tiap agama besar punya konsep puasa tersendiri. Satu hal yang pasti puasa adalah bagian dari ajaran agama. Puasa dalam islam berakar kata pada arti 'menahan'. Lapar karena menahan diri untuk tidak makan mampu mengingatkanmu bahwa bisa dan biasa makan itu kemewahan tersendiri. Ada beberapa orang yang tak bisa makan secara rutin. Muaranya adalah bersyukur. Efek sampingnya adalah harga bahan makanan ternyata terkerek naik saat bulan puasa.
Lebih jauh lagi terkait lapar, Steve Jobs, sang penemu Apple, punya kata sakti "stay foolish, stay hungry". Itu frasa kutipan saat pidato dia di seremoni kelulusan mahasiswa Universitas Stanford, bukan dia sang penutur awal. Steve Jobs paham benar bahwa kepuasan pada satu titik akan menjadikan dia berhenti dan tak berkembang. Orang yang merasa sudah pintar dengan belajar, hanya akan menjadikan dia bodoh. Sama seperti hal orang yang kenyang akan jadi malas untuk sekadar berdiri dari tempat duduk.
Ditilik lebih jauh, lapar ternyata punya banyak dimensi. Dari sekadar urusan perut sampai rasa syukur. Berkaitan dengan Hukum Gossen, juga merupakan kalimat pegangan Steve Jobs. Dari satu hal tentang fakta biologi sampai tuntunan agama. Paradoksnya, lapar sebenarnya bukan menjadikan seseorang lemas. Malah justru lapar yang bisa menggerakkan seseorang untuk mencari masjid terdekat agar mendapat makanan takjil terenak dan mengenyangkan. Gratis pula.
Bekasi, 6 Ramadan 1439 H
Komentar
Posting Komentar