Langsung ke konten utama

aLamaKna: Dahaga

Di padang pasir luas nan panas terik, segelas air sangat berharga. Air bisa lebih berharga daripada emas jikalau keduanya disandingkan untuk menghapus dahaga. Itu dalam hal seseorang tersesat di gurun dan kehausan teramat sangat. Secara sederhana air berarti kehidupan. Sejarah semenanjung/jazirah Arab membuktikan bahwa kabilah yang berkuasa adalah mereka yang menguasai mata air. Kehausan dan ketiadaan air di padang pasir bisa berarti bencana. Kini di era modern, mata air tersebut bisa berarti sumber daya alam yang lain.

Konon manusia bisa bertahan hidup sekitar 1 bulan tanpa makan. Tapi tanpa minum air dia hanya bisa hidup 3-4 hari. Ditambah fakta hampir 70% tubuh manusia terdiri dari air, membuktikan dahaga lebih dari sekadar kebutuhan untuk membasahi kerongkongan. Dahaga penanda kurangnya asupan cairan ke dalam tubuh. Aktivitas fisik bisa memicu dahaga. Berpuasa, yang secara sederhana juga diartikan menahan dahaga, ditandai dengan sajian segelas air di detik awal berbuka puasa. Dari fakta bahwa hitungan minggu manusia lebih lama tahan lapar dibanding tahan haus, rasa haus saat berpuasa lebih menyiksa. Terlebih saat cuaca panas.

Air adalah anugerah bagi mereka yang kehausan. Makanan adalah harapan saat mereka lapar. Hal tersebut dimengerti benar dari puasa. Sesuatu bernilai dalam batasan yang menentukan demikian. Dalam ekonomi, seperti penawaran bertemu permintaan. Minum bernilai saat haus. Minum sangat bernilai saat sangat haus. Kebutuhan untuk minum dan sajian pembuka puasa bertemu dalam jargon iklan, "berbukalah dengan yang manis". Klop bagi iklan sirup merajai televisi. Di bulan puasa, iklan sirup di televisi lebih menggoda daripada iklan sarung atau bahkan biskuit. Iklan siruplah penanda 'hilal' masuknya bulan Ramadan.

Bagi orang kota yang disibukkan dengan rutinitas dan siklus rumah-jalan-kantor, kebebasan di pantai atau kelegaan di gunung dicari di akhir pekan atau waktu tertentu untuk penyegaran. Pantai atau gunung bagi mereka adalah oase di tengah gurun. Tak seperti orang Jakarta yang bersusah payah ke Anyer untuk menikmati suasana pantai, bagi para nelayan, pantai adalah hal yang lumrah, mereka melihat dan merasakan pantai tiap hari. Sebaliknya bagi orang Jakarta gedung tinggi adalah hal biasa, bagi nelayan itu kemegahan. "Take for granted," kata orang Inggris, yang diartikan menerima atau menganggap sesuatu sebagai sudah selayaknya didapatkan atau dinikmati.

Dalam keseharian, aktivitas minum hanya diartikan sebatas rutinitas saat merasa dahaga. Namun puasa menjadikan aktivitas meminum segelas air bisa berarti lebih dari sekadar pelepas dahaga. Selain tuntunan, puasa bisa berarti pelatihan. Para biksu menjalankan ritual puasa untuk pengendalian diri. Faktanya puasa berasal dari kata Sansekerta yakni 'upawasa' yang secara harafiah berarti 'mendekati Tuhan'. Versi lain menyebutkan puasa berakar pada 'pu' berarti membersihkan dan 'aśa' bermakna makanan/nafsu.

Kata Pak Ustadz, ada aspek batiniah dari puasa yang justru lebih berat dibanding dahaga. Dahaga karena puasa dilihat sebagai aspek fisik. Mengutip iklan salah satu merek air mineral, kurang minum bisa "menurunkan konsentrasi dan fokus". Terlebih saat puasa, melihat gulungan kanebo seperti lumpia, melihat potongan handuk seperti daging babat, dan melihat sabun pencuci piring seperti sirup rasa melon.


Bekasi, 12 Ramadan 1439 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

aLamaKna: Duka

Orang Cina percaya pada konsep Yin dan Yang. Ada siang, ada malam. Ada panas, ada dingin. Ada hidup, ada mati. Ada banyak hal di dunia ini dalam dua sifat yang berlawanan, berhubungan, dan saling melengkapi. Konsep Yin dan Yang berlaku umum, jadi semacam buku manual kita memahami banyak hal. Ada suka, ada duka. Hidup selalu menawarkan suka dan duka, sepaket seperti menu sambel ekstra pedas dengan es teh manis. Kenikmatan suka bisa dirasakan saat kita tahu apa arti duka, bukan karena dua kata tersebut berselisih satu huruf. Nikmatnya es teh manis tak terperi setelah makan sambal. Lini masa kita disisipi banyak kejadian. Bukan lini masa di selingkup beranda media sosial, tapi di kehidupan nyata. Kejadian itulah yang jamak disebut suka-duka. Suka menawarkan senang, duka memberikan sedih. Sesederhana itu. Kalau bisa memilih, kita pesan suka melulu, abaikan kesedihan. Tapi menjalani momen kehidupan tidak seperti memesan barang di lokapasar ( marketplace ) di internet. Menyingkap lapisa...

aLamaKna: Perjalanan

Kau harus mendapat tempat duduk yang pas untuk bisa nyaman. Di pinggir dekat jendela kau bisa melihat pemandangan indah di luar. Hijau pepohonan, kuning padi, atau deretan bangunan berkilas seperti film terlihat dari jendela kereta atau bis. Awan menggumpal, langit biru atau kerlip lampu saat malam di darat tampak dari jendela pesawat. Laut bergelombang, garis cakrawala, atau ikan lumba-lumba berenang berkejaran ada di pandangan mata dari kapal laut. Tapi tempat duduk yang nyaman bukan sebatas soal posisi. Kata orang bijak kau harus mendapati orang yang tepat untuk perjalananmu.   Saat berpergian jauh sendirian para cowok jomblo berharap yang di sebelah adalah cewek cantik. Perjalanan jauh dan memakan waktu lama bisa tidak terasa jika diisi dengan obrolan. Tonton saja film Before Sunset. Jika tak pernah menonton film tersebut, maka cukup tonton film AADC 2 yang konon terinspirasi (atau mengambil konsep) dari film Before Sunset. Bagi cowok jomblo, mendapat teman perjalanan di...

aLamaKna: Pas

Sebenarnya, hidup yang diharapkan semua orang adalah hidup yang pas-pasan. Saat butuh rumah, ada uang pas untuk membelinya. Ketika perlu mobil, pas rejeki berlebih datang menghampiri. Harapan pas kena dengan keadaan. Keinginan pas menjadi kenyataan. Tapi, bisa juga saat usaha mulai lancar atau dapat gaji tambahan kemudian jatuh sakit. Pas juga. Dari sudut pandang berbeda, "Coba kalau sakitnya pas tidak ada uang?" Dari ranah religi kita ketahui ada takdir, ketetapan Tuhan. Jodoh, rejeki, dan hidup-mati ada di tangan Tuhan. Rejeki yang kita terima sudah ditetapkan. "Rejeki tak pernah tertukar," kata orang bijak. Artinya kadar rejeki seseorang sudah pas ditentukan. Namun, mereka yang fatalis yang sepenuhnya hanya percaya bahwa ketetapan itu tak bersyarat, tidak ingin bersusah payah mendapatinya. Jangan jadi fatalis. Ada penjelasan lebih lanjut mengenai ketetapan Tuhan. Tetap saja rejeki yang ditetapkan tersebut berbanding lurus dengan usaha. Oh iya, rejeki tidak mesti ...