Langsung ke konten utama

Postingan

aLamaKna: Sukses

Dengkul kita berharga lebih dari 1 miliar kata mendiang Bob Sadino. Maksud Om Bob mengingatkan bahwa dengkul kita sebenarnya tak ternilai dalam berusaha. Usaha ditentukan kemauan, soal kesempatan bisa dicipta. Tapi mendedah kotak kemauan kita sulit tak terkira. Kotak kemampuan kita berjejeran dengan kemauan kita. Hanya saja keduanya entah di mana dan tertindih di antara sekian banyak kotak rasa malu kita di ruang pikiran kita. Teorinya adalah mau kemudian mampu, namun malu menginterupsi pikiran.  Bob Sadino sosok yang eksentrik. Kerap bercelana pendek, memperlihatkan dengkulnya yang tak ternilai, cuap-cuap dengan gaya slengean. Boleh lah kita percaya kepada dia. Tidak jadi soal dia sudah meninggal, cukup cari nama dia di Youtube. CV-nya dijejali keberhasilan dia sebagai seorang pengusaha. CV yang tentu saja dituliskan orang lain sebab dia sendiri sebagai pengampu sekian banyak perusahaan tentu nyaris tak pernah menulis CV untuk melamar kerja.  Di tiap CV selalu yang t...

aLamaKna: Kita

Kita punya 'kita' dan 'kami'. 'Kami' punya makna berbeda dari 'kita'. Kini 'kami' sudah sering dipertukarkan dengan 'kita'. Banyak orang menyebut 'kita' padahal secara konteks jelas yang dimaksud adalah 'kami'. Sebenarnya 'kita' menyertakan yang diajak/dituju berbicara sedangkan 'kami' punya wilayah sendiri (eksklusif) pada kelompok si pembicaranya saja. Entah sejak kapan dua kata tersebut bersengkarut makna.   Mengenai penggunaan tepat 'kami', contoh sederhana adalah pada sumpah pemuda yang tegas menunjukkan kekuatan atau keberadaan kelompok 'kami' para pemuda Indonesia kepada bangsa Belanda. Hal ini sebenarnya sudah dibahas sekian banyak artikel ringan para pemerhati bahasa bahwa penyampaian kata 'kami', yang sudah mulai jarang diucapkan oleh kita, bisa menyebabkan salah pengertian bagi para pendengarnya. Karena sudah jamak, kita memang bisa (saja) memahami konteks saat sese...

aLamaKna: Awan

Masih hujan, membenarkan ungkapan 'kemarau yang basah'. Ungkapan itu bukan terucap dari penyair papan atas, namun dari pengamat cuaca di BMKG yang sering melihat ke atas memantau gumpalan awan. Hujan turun dari awan hitam yang mengandung air dan bermuatan positif/negatif. Air tercurah, petir menyambar. Hujan adalah fenomena alam yang terwujud dari siklus air. Saat hujan deras terjadi, daratan mewadahi, sungai mengalirkan kembali ke laut. Di antaranya, kita di Indonesia mafhum dan maklum siklus hujan-banjir-macet-dst. Saat para pengamat melihat awan, mereka memprediksi hujan. Awan adalah penanda hujan.   Awal abad 19 awan baru punya nama, padahal dia senantiasa ada di atas umat manusia dalam cuaca apapun sejak Nabi Adam. Orang Inggris bernama Luke Howard, ahli farmasi yang kemudian dikenal sebagai Bapak Meteorologi, yang membidani klasifikasi awan. Cirrus, Cumulus, dan Stratus sebagai nama dasar yang dia sematkan. Konon Luke Howard semasa kecil sering melamun dalam kebosa...

aLamaKna: Perjalanan

Kau harus mendapat tempat duduk yang pas untuk bisa nyaman. Di pinggir dekat jendela kau bisa melihat pemandangan indah di luar. Hijau pepohonan, kuning padi, atau deretan bangunan berkilas seperti film terlihat dari jendela kereta atau bis. Awan menggumpal, langit biru atau kerlip lampu saat malam di darat tampak dari jendela pesawat. Laut bergelombang, garis cakrawala, atau ikan lumba-lumba berenang berkejaran ada di pandangan mata dari kapal laut. Tapi tempat duduk yang nyaman bukan sebatas soal posisi. Kata orang bijak kau harus mendapati orang yang tepat untuk perjalananmu.   Saat berpergian jauh sendirian para cowok jomblo berharap yang di sebelah adalah cewek cantik. Perjalanan jauh dan memakan waktu lama bisa tidak terasa jika diisi dengan obrolan. Tonton saja film Before Sunset. Jika tak pernah menonton film tersebut, maka cukup tonton film AADC 2 yang konon terinspirasi (atau mengambil konsep) dari film Before Sunset. Bagi cowok jomblo, mendapat teman perjalanan di...

aLamaKna: Mudik

Ada pilihan berlibur menuju pantai atau mengarah ke gunung. Tapi, rasanya cuma ada satu pilihan saat (menjelang) libur panjang lebaran yakni mudik. Pulang ke rumah di kampung halaman jadi keharusan, bertemu orang tua, bersua keluarga, dan bercengkrama dengan sahabat masa kecil. Perjalanannya panjang, lama, dan sangat melelahkan. Mudik semacam ritual tahunan, dari semula rutinitas warga Nusantara. Raya bermakna besar, juga berarti selebrasi atau merayakan. Kata besar dan merayakan inilah yang diterjemahkan dengan kebersamaan. Jutaan manusia memobilisasi diri, terpencar, dan tergerak ke kampung halaman masing-masing.   Ada pilihan naik mobil, kereta api, kapal laut, pesawat terbang, sepeda motor bahkan bajaj!! Saat teknologi komunikasi memampatkan dunia, media sosial menjadikan dunia kampung global. Tapi, kepulangan mengantarkan lebih dari sekadar fisik. Tatap muka adalah keharusan, bisa memunculkan keharuan. Di perjalanan yang lama ini ada tulisan di belakang motor "balik ke...

aLamaKna: Petir

Bulan Desember, langit semakin rajin menumpahkan air menandai musim hujan meraja. Musim hujan identik dengan banjir. Tapi kita tahu, hujan yang turun dari awan hitam tidak jarang disertai petir. Lihat kilatannya, dengar gemuruhnya, tapi jangan sampai rasakan terjangannya. Awan hitam yang mengandung elektron lah yang memunculkan kilatan cahaya (lightning) yang sebenarnya adalah loncatan arus listrik. Petir tampak seperti membelah langit, suaranya menggelegar hebat. Kita ingat, saat kecil suara ledakan petir menakutkan dan kita menutup mata dan telinga bahkan meringkuk di balik selimut.   Terima kasih pada Benjamin Franklin, tanpa 'keisengan' dia menerbangkan layangan saat hujan kita tak akan mengenal penangkal petir. Ilmuwan punya rasa penasaran tinggi, bahkan petir yang menakutkan bagi kebanyakan orang tidak cukup menggentarkan. Atau, barangkali keberanian Franklin menghadapi petir karena ia juga seorang presiden AS? Apapun alasannya, Franklin rela menempuh risiko terkena...

aLamaKna: Kejutan

Saat menonton film, tak jarang kita dapati ada plot twist (alur berpilin). Alur cerita yang berbelok tajam, menukik dan tidak diduga. Plot twist bikin film seru, bikin kita berseru, "oh, ternyata". Tidak cuma film thriller, suspense, horor atau misteri, film drama juga ada plot twist. Plot twist seperti godam, menghantam kepala. Tapi tergantung ukuran godam dan kekuatan hantam untuk bisa mengesankan penonton. Cerita yang datar tanpa 'belokan tajam' bikin mengantuk. Film yang menjaga rasa penasaran penonton bikin mata nyalang.    Karena happy ending atau sad ending terlalu biasa, surprise ending bikin kaget dan kesan tersendiri. Sepanjang cerita samar-samar, menjelang akhir semua hal baru disingkap jelas. Penyingkapan di akhir atau menjelang akhir menjadikan penonton mesti mengingat kembali alur cerita keseluruhan bahkan menonton kembali film tersebut. Pembuat film senang, penonton senang. Film dengan plot twist megingatkan kita bahwa hidup juga (perlu) ada plot ...